Jumat, 16 Juni 2017

Solo Clear Bahasa Indonesia - Prolog



Prolog

Dari saat aku masih muda, aku lebih suka sendirian daripada bersama dengan orang lain.
Aku tidak tahu apakah itu hanya sifatku, tapi tidak peduli apa yang kulakukan, aku adalah tipe yang bisa fokus saat melakukan apapun seorang diri.
 

Alih-alih pergi keluar dan bermain dengan teman, aku lebih suka tinggal di rumah dan menghabiskan waktu sendiri. Karena ini, orang tua dan orang dewasa lainnya mengatakan hal yang serupa kepadaku.

"Kau seharusnya meluangkan waktu bermain bersama temanmu saat kau masih muda."
 

"Semua orang perlu hidup dengan orang lain.  Di usiamu, kau seharusnya meluangkan waktu bermain bersama temanmu."

Aku tahu apa yang mereka katakan tidak salah.
Karena anak-anak seusiaku biasanya menghabiskan waktu bermain di luar. Lalu, adakah yang salah denganku karena tidak menginginkan hal itu?

Seiring berjalannya waktu, reaksi orang di sekitarku menjadi dingin. Anak yang pendiam dan pemalu sekarang disebut orang aneh. Bahkan orang tuaku mengira aku memiliki semacam masalah dan sering membawaku ke psikiater.


Aku hanya berbeda dari orang lain. Mengapa orang menunjukku dan mengatakan bahwa aku salah? Rasanya seperti orang-orang yang menjadi anggota mayoritas dengan kuat menarikku, orang yang termasuk minoritas. 

Aku ingin membuktikannya. Akan kubuktikan bahwa aku bisa hidup dengan baik di dunia ini sendiri. Tapi, jika aku terus hidup seperti ini, aku hanya akan dianggap sebagai orang aneh. Realitas benar-benar tidak adil dan jauh lebih keras dari apa yang kupikirkan.

Seiring bertambahnya usia, aku bisa benar-benar merasakannya.
Sebelum aku menyadarinya, aku sudah menjadi mahasiswa yang mengalami banyak masalah dan sekarang sudah hampir menyerah pada kenyataan.

Lalu suatu hari.


Untuk mengumpulkan poin dalam kegiatan di kampus, aku menghadiri sebuah pekerjaan sukarela dan melihat sebuah terowongan yang tidak biasa, di mana aku diberi kesempatan.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar