Selasa, 28 November 2017

Genius Doctor: Black Belly Miss Bahasa Indonesia - Chapter 10




Chapter 10 - Tamu Tak Diundang (4)


'
Dia ... dia tidak marah?'

"Cuma itu?"

Jun Wu Xie menatap mereka dengan acuh tak acuh.

Ketenangannya tidak hanya membuat Jun Qing tapi Mo Xuan Fei kaget. Ini diluar dugaan mereka.

Ketika dia menginginkan pertunangan ini, dia sangat putusas memaksakan semuanya dengan menggukan kekuatannyannya, bahkan sampai menyalahgunakan posisi kakeknya untuk menyudutkannya untuk menyetujui. Tapi sekarang setelah dia mengumumkan pembatalan pertunangan mereka, dia bertindak seolah-olah tidak ada hubungannya dengan dia.

"Jun Wu Xie, mari kita berpisah. Biarkan Yun Xian menyembuhkanmu dan kita tidak akan saling berhutang apa-apa lagi"

Mo Xuan Fei mengernyit karena dia tidak bisa menebak pikirannya.

'Apa yang dia rencanakan saat ini?'

Jun Wu Xie melirik Yun Xian dan dia menatapnya dari ujung rambut sampai ujung kaki seolah-olah menaksir barang dan bibirnya melengkung membentuk sebuah senyuman lembut.

"Dunia ini tempat yang luas, Kenapa kau tidak pergi keluar dan melihat-lihat?" Tanya Jun Wu Xie dengan nada bercanada.

"Apa maksudmu?" Mo Xuan Fei bingung.

Jun Wu Yao hanya terkekeh.

"Kurasa yang dimaksudnya adalah sudah waktunay bagimu untuk enyah dari sini."

Matanya sedikit berkaca-kaca, berusaha keras untuk menahan tawanya saat  dia sangat 'ramah' membrikan penjelasannya kepadanya.

Wajah Mo Xuan Fei langsung menjadi marah.

"Jun Wu Xie, bahkan jika kau tidak setuju dengan pembatalan pertunangan kita, kau tetap harus menyetujuinya. Ayah telah menyiapkan putusannya dan akan diumumkan ke seluruh negeri besok. "

Bai Yun Xian yang selama ini  diam akhirnya berbicara dengan suara lembut dan ramah

"Nona Jun, tuanku pernah mengatakan bahwa semua kehidupan pada akhirnya akan berakhir. Beberapa hal tidak bisa dipaksakan. Dalam keadaanmu saat ini, tidak bijaksana jika kau terus 
memaksakan pernikahan ini. "

Dia 'dengan ramah' menawarkan sarannya dengan nada arogan.

Singkatnya, jangan jadi orang yang tak tahu malu dan terus mengejar Mo Xuan Fei.

[Beraninya dia! Nyonya! Wanita ini memarahi Anda!]

Kucing hitam kecil sedang marah pada pasangan yang tidak beriman ini.

"Akulelah."

Jun Wu Xie tampak kelelahan dan bahkan tidak repot-repot melirik ke arah dua sejoli itu meski mereka berada dalam jangkauan penglihatannya. Dia berbalik dan menatap Wu Yao.

Jun Wu Yao secara otomatis berdiri, merentangkan tangannya saat dia mengangkat tubuh mungil Wu Xie ke pelukannya dan meninggalkan aula tanpa melihat ke belakang.

Wajah Mo Xuan Fei menjadi lebih buruk setiap detiknya. Jun Wu Xie tidak pernah mengabaikannya sebelumnya tapi hari ini, dia sungguh mengabaikan keberadaannya.

"Sudah terlambat, para tamu terhormat, tolong kembali."

Jun Qing berkata dengan dingin. Jika bukan karena identitas khusus mereka, dia pasti sudah menendang mereka sejak lama!

Mo Xuan Fei hendak mengatakan sesuatu tapi Bai Yun Xian berdiri dengan sedikit ketidakpuasan. Dia menelan apa pun yang akan dia katakan dan hanya bisa mengikutinya saat dia bergegas keluar.

Di aula yang sunyi, wajah Jun Qing seputih lembaran kertas. Sejak kapan Istana Lin mentolerir penghinaan semacam itu? Melihat bagaimana keadaan berkembang, dengan ayahnya yang sudah tua dan tidak ada pengganti yang sesuai untuk Tentara Rui Lin, keluarga Kerajaan mulai melancarkan rencana mereka. Dari tindakan Mo Xuan Fei hari ini, dapat dilihat bahwa keluarga kerajaan tidak lagi mengangap Istana Lin dalam hal apapun.

.........

Sambil membawa Wu Xie di pelukannya, Wu Yao tersenyum penuh sayang.

"Kau tidak marah?"

Dia menunduk dan menatapnya. Sudah jelas, layaknya siang hari kalau Pangeran Kedua sengaja membawa kekasih barunya saat berkunjung dengan niat buruk.

Namun tidak ada jejak kemarahan yang terlihat di wajah Wu Xie.

Wu Xie mengangkat kepalanya sedikit. Menatap pada sepasang mata yang tenang layaknya malam dengan tanda tanya.

Jun Wu Yao tidak bisa menahan senyumnya yang semakin dalam saat matanya menghasilkan kilatan samar. Tidak ada yang bisa memahami apa yang ada dalam pikirannya.

"Wu Xie, kau benar-benar punya temperamen yang baik."



Tidak ada komentar:

Posting Komentar