Rabu, 05 Juli 2017

Legendary Moonlight Scupltor Bahasa Indonesia: Jilid 2; Chapter 3

Chapter 3 - Harta  Kuil Yang  Hilang


"Semoga berhasil, Weed-nim."

"Jika kamu membuat  patung yang terlihat seperti aku, aku akan memberimu hadiah."

Telah diputuskan bahwa  sementara Weed mengukir patung, rekan-rekannya  akan berkeliaran, memburu monster dengan para player yang lain. Sejumlah lizardmen yang selamat masih mengganggu penduduk setempat, dan ada tempat berburu yang bagus di sekitar desa.

Weed sudah mengungkapkan dirinya  sebagai seorang Sculptor, jadi para player lain mengasumsikan bahwa questnya berkaitan dengan profesinya, dan tak seorangpun bertanya  tentang hal itu.

"Semoga berhasil."

Setelah semua orang pergi, Weed berdiri tak bergerak di alun-alun desa. Dia melihat bahwa ada beberapa prajurit  Rosenheim  dan warga desa  yang telah kembali. Mereka menatap dia dengan mata  penuh harap.

"Aku harus mencari sebuah batu." kata dia pada dirinya sendiri.

Tak perlu dikatakan, patung tersebut harus terbuat dari  batu. Weed sangat terbiasa  dengan mengukir  kayu, dan ini adalah pertama kalinya  dia  menangani  batu.

Beruntungnya, ada banyak batu di lingkungan sekitar yang sesuai dengan keinginannya. Bagaimanapun juga, Baran adalah sebuah desa terpencil yang berada di kaki gunung.

Dari batu-batu itu, dia akhirnya memilih satu yang sangat besar yang seorang pria dewasa  tidak bisa memeluknya dengan lengannya.

"Ayo lakukan."

Weed mengeluarkan sebuah palu dan pahat  untuk membelah batu tersebut.

*Ding*

Item  :  Hammer and Chisel for Sculpture

Ketahanan :  10/10

Mereka adalah satu set item untuk mengukir batu. Relatif murah, mereka  rentan dan mudah hancur. Penanganan hati-hati sangat  direkomendasikan.

Efek: Sculpture  Mastery +1.

Weed membelinya dari toko patung di Benteng Serabourg hanya untuk berjaga-jaga, namun dia tak pernah berpikir dia akan benar-benar menggunakannya  dalam perjalanan.

*Clang Clang Clang!*

"Satu-satunya perbedaan antara mengukir batu dan kayu adalah bahannya. Pemahatan adalah tentang gambaran mental  dan tentang bagaimana  untuk membentuk sebuah objek dari itu. Yang perlu aku lakukan adalah mereproduksi gambaran dalam pikiranku. Dan membuat patung terbaik, patungku sendiri, dari  batu ini."

Weed menangani batu itu dengan hati-hati. Membentuk sebuah batu menuntut lebih banyak waktu dan energi dari yang bisa kau bayangkan. Sedikit kejutan pada tempat yang salah dan retakan akan menyebar pada seluruh batu tersebut. Sebuah patung harus memiliki  jaminan umur panjang.

Butir-butir keringat membanjiri dahi Weed karena konsentrasi dan aktivitas fisik. Dihari kedua dari tugasnya, batu itu telah dipangkas sangat sedikit dibandingkan hari pertama, karena  Weed sampai sejauh ini telah gagal untuk menggambarkan gambaran pasti dari seorang dewi.

Dewi Freya hanya diketahui memiliki  kecantikan maksimal. Tak ada  mahluk hidup yang pernah melihat penampilannya yang sebenarnya dan inilah sebabnya para  Sculptor dan para  Pelukis sama-sama  sering tertantang ketika menciptakan karya seni  tentang Dewi  Freya.

Para seniman selalu meragukan bagaimana caranya untuk menggambarkan Dewi  Freya untuk mewujudkan kecantikannya  sampai batas maksimal.

Untuk alasan ini saja, dia tidak pernah digambarkan secara identik dalam lukisan dan patung. Para seniman benar-benar sakit kepala tentang masalah ini. Namun, pada saat yang sama, itu menstimulasi dan menantang kebanggaan dan skill mereka sebagai seniman.

Misalkan dua rival mengukir patung atau melukis Dewi  Freya, dan bagaimana jika  dewi yang digambarkan oleh salah satunya lebih cantik dari yang lainnya?

Kesampingkan skill melukis, dewi kecantikan hanya  dikagumi selama  dia adalah yang paling cantik dari yang lainnya, jadi satu-satunya dengan karya yang paling indah akan mengklaim semua  pencapaian pada akhirnya.

'Kecantikan. Aku harus mengukir Dewi  Freya yang paling cantik  di benua.҆

itulah satu-satunya tujuan yang memenuhi kepala Weed. Itu sebabnya Romuna bercanda bahwa dia ingin menjadi model patung Weed.

*Claaaaang! Clang!*

Kecepatan palu dan pahat yang bekerja  pada  batu itu melambat, karena Weed menggali  lebih dalam pada pikirannya.

'Bagaimana, dan siapa yang harus aku bentuk pada patung ini?҆

Pikiran Weed menjadi labirin kusut saat  dia mengikuti pemikiran satu demi satu.

Meskipun profesi menjadi seorang Sculptor ini  awalnya  bukanlah pilihannya, malas pada  tugas yang diberikan padanya  sangat  bertentangan dengan tempramennya.

Jika pekerjaan yang diselesaikan ternyata biasa-biasa saja, itu akan melukai  harga  dirinya sebagai seorang Sculptor. Ditambah, Famenya  akan lenyap, yang tidak bisa dia abaikan atau biarkan.

"Siapa yang harus aku pilih, siapa...."

Pada saat ini, sosok seseorang menyadarkan Weed.

"Dia..."

*Clang! Clang! Clang!*

Palu dan pahat itu mulai menambah kecepatan pada  akhirnya. Batu tersebut perlahan-lahan dipangkas, sosok patung itu muncul sedikit demi sedikit. Saat pecahan batu itu jatuh ke  tanah, patung tersebut mulai menunjukkan bentuknya. Sebuah kecantikan tiada  tara.

Seorang bidadari turun dari langit dan tersenyum. Senyumnya menyelimuti dunia dengan cahaya. Dia adalah seorang gadis.

 ҅Seoyoon.҆

Patung yang Weed ukir didasarkan pada  Seoyoon. Dia  melihat wajahnya hanya  sekali selama perjamuan daging panggang di rumah instruktur, tetapi  Weed tidak pernah melihat kecantikan lain yang bisa dibandingkan dengan miliknya.

Bahkan seorang bintang film tidak bisa menyaingi dia dalam kecantikan alami, dimana  martabat misterius dan mulia telah dikombinasikan.

Namun ada sebuah kecacatan pada dia. Dia tak pernah tersenyum, dan wajahnya kosong tanpa  ekspresi apapun. Disisi  lain, patung tersebut tengah tersenyum dengan senyum yang indah.

Seorang wanita dalam pakaian petualang, memegang sebuah pedang. Bahkan, Weed menjadi sangat terpesona  oleh patung yang tak lain adalah yang dia kerjakan sendiri.

Dia berpikir dia hanya akan mencoba meniru wajah cantik Seoyoon, tetapi seiring berjalannya  waktu, dia merasa hatinya berdebar-debar pada pemandangan dari senyum patung itu.

Patung yang memiliki sebuah pesona misterius  untuk memikat orang-orang tanpa  henti itu masih dalam proses penyelesaian.

"Ya ampun!"

"Lihat itu!"

Meskipun bentuknya masih kasar, para  prajurit Rosenheim terpaku pada  pemandangan itu. Bahkan warga  desa telah berkumpul, meninggalkan pekerjaan rekonstuksi desa, dan mengagumi Weed yang tengah bekerja mengukir patung itu.

*Ding*

Patung : Patung Dewi Freya

Freya, dewi kecantikan dan kemakmuran, adalah dewi  pelindung di Desa Baran. Patungnya dulu berdiri di alun-alun, tetapi itu telah hancur  karena  sebuah pohon pinus ketika  banjir melanda desa Ghandilva si Tetua  menyesalkan atas hancurnya  patung dewi itu, dan memintamu untuk mencari penggantinya dan membawanya kembali.

****

Seorang player memasuki Desa Baran melalui gerbang. Dia mengenakan pakaian pengembara, tetapi wajahnya tersembunyi dibalik tudung. Seoyoon.

Dia telah menghilangkan tanda  pembunuh yang menyala  merah pada  dahinya  dengan membunuh banyak monster, dan tak membunuh sesama  player. Jadi namanya tak lagi berwarna  merah terang.

 ҅Ada banyak  orang disini. Ini menganggu, aku hanya ingin bertarung.҆

Dia  sangat frustasi.

Seoyoon pelan-pelan berjalan menuju rumah Ghandilva  untuk menyelesaikan questnya. Didalam ransel yang telah diperkuat  yang bisa menyimpan 10X berat dan volume  dari kapasitas aslinya adalah sebuah patung Dewi Freya.

Rumah Ghandilva, yang tidak dia kunjungi selama beberapa bulan, sebagian telah dihancurkan oleh para lizardmen.

Pada saat dia hendak membuka pintu—

"Kau benar-benar  hebat!  Dewi Freya yang kau ciptakan benar-benar indah!"

"Kau terlalu berlebihan, pak. Patungnya hanya setengah jadi."

Seoyoon bisa mendengar orang didalam tengah berbicara.

"Aku tidak bisa mengambarkan seberapa banyak aku menghargaimu, Weed-nim. Ketika patung dewi itu selesai, desaku akan hidup damai sekali lagi. Aku tidak akan pernah melupakan kebaikanmu. Silahkan nikmati."

*Munch Munch*

Sekarang Seoyoon bisa mendengar  seseorang melahap makanan mereka. Menyanjung sang instruktur saat  di Training Hall— Weed telah menggunakan trik ampuh yang sama  pada Ghandilva sang tetua dari Desa Baran.

"........"

Seoyoon melepaskan gagang pintu dari genggamannya.

****

Dua bulan sebelumnya, Seoyoon telah meninggalkan rumah sang instruktur, dan menuju ke selatan. Dia hanya berkeliaran di daerah pedalaman yang tak berpenghuni dan kadang-kadang mengunjungi desa-desa terpencil, bertarung dengan monster disepanjang jalan.

Entah itu pegunungan atau sarang monster  akan cocok dengan dia asalkan disana  ada monster  yang lebih banyak. Pertempuran setelah pertempuran.

Selama Seoyoon bisa bertarung, dia bisa melupakan segala  sesuatu yang lainnya. Pada  akhirnya, dia  sampai di Desa Baran. Desa tersebut sangat damai  saat itu, sebelum penyerangan para  lizardmen.

'Whew.... Apa yang harus aku lakukan sekarang?҆  pikirnya dengan singkat.

Seoyoon mengunjungi desa untuk membeli makanan dan menjual hasil buruannya  dipasar  desa. Saat dia berjalan melewati pusat desa, dia  tak sengaja mendengar keluhan Ghandilva.

Sang Tetua tengah sedih karena hancurnya patung dewi ditempat dimana dulunya patung itu berada, dan saat melihat Seoyoon yang kebetulan datang, dia  meminta  bantuan Seoyoon.

"Kamu sepertinya orang yang tepat untuk mencari pengganti patung Dewi Freya  yang hancur untuk desaku! Maukah kamu mengabulkan keinginan terakhir dari orang tua  ini?" tanya  sang Tetua  desa.

*Ding*


Quest : Restore  the destroyed Goddess Freya Statue 

Freya adalah seorang dewi yang banyak dipuja  di  Rosenheim. Dia  dikenal mengatur kemakmuran dan keindahan. Desa  Baran adalah pemuja taat dari  Freya dan selalu berdoa  untuk kedamaian dan kemakmuran pada patung kota  sampai patung itu hancur secara tak secara  tak sengaja. 

Persyaratan Quest  : Selesaikan sebelum sang Tetua  mati. 

Hadiah : Rasa  syukur dari warga desa  dan bayaran. 

Diam tanpa kata seperti biasanya, Seoyoon tak bisa mengambil kebanyakan quest yang tersedia  untuk para player lain. Karena dia  tak mampu membangun persahabatan dengan NPC, apalagi para player, dan hampir buta pada latar belakang informasi dan sejarah Royal  Road.

Yang bisa  dia lakukan dikota manapun adalah menjual item-item yang dia  dapatkan, dan membeli item yang dia butuhkan.

Namun, dia mengangguk pada  Ghandilva yang berada dalam kesedihan, dan menerima  quest tersebut.

*Ding*



Kamu telah menerima quest.


Pilihan yang tepat untuk menyelesaikan quest tersebut adalah kembali ke Benteng Serabourg, membeli patung perempuan disana dan membawanya  kesini, tetapi dia pergi untuk mencari yang asli.

Tujuannya adalah Order  of  Goddess Freya. Melalui Kerajaan Brent di utara, dan melintasi Halkos Wilderness di barat daya, itu adalah Free City of Somren. Order of Goddess Freya  terletak disana.

Itu akan menjadi sebuah perjalanan yang panjang sekitar 3 bulan melalui rute  resmi, tetapi dia bisa  sampai kesana dalam sebulan jika dia mendaki Pegunungan Bark di barat.

Petualang yang masih punya pikiran waras akan menghindari rute ini karena  mereka  harus bertahan melawan jumlah monster yang sangat banyak. Namun bagi Seoyoon, yang telah menjadi  penggila  maniak pertempuran, dia  memilih melewati Pegunungan Bark.

Meninggalkan mayat monster yang tak terhitung jumlahnya, dia sampai di Order  of Goddess Freya  dan membeli patung Dewi Freya, yang bahkan telah disahkan dan diberkati oleh Uskup Agung Mandolin. Untuk itu, dia telah menghabiskan sebagian besar goldnya.

"...."

Seoyoon menjauh dari rumah Ghandilva. Dalam perjalanan ke gerbang, dia  berhenti  di alun-alun desa. Ada sebuah patung yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Sebuah patung Dewi Freya  yang masih belum selesai.

"Bukankah dia  benar-benar seorang dewi yang cantik, pengembara?"

Seorang gadis berbicara pada Seoyoon. Tetapi matanya tengah terpaku pada patung itu.

"Weed, salah satu penyelamat heroik desa  kami, adalah yang mengukir patung dewi itu untuk kami. Ketika patung itu sudah selesai, desaku akan bebas dari  monster dan kami akan hidup dalam damai sekali lagi. Aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika  dia  tidak ada disini  untuk kami...."

Seoyoon menatap patung buatan Weed. Itu belum selesai. Namun patung itu tampak cantik. Hampir menyilaukan matanya.

Patung Dewi Freya tersebut memancarkan keindahan yang menenangkan bagi  orang yang melihatnya sambil menunjukkan sebuah senyum lembut dan menghibur.

Saat dia menatap patung tersebut, dia merasa bahwa senyum  itu mengubah dunia  menjadi sesuatu yang lebih cerah, dan lebih positif.

Patung Dewi Freya lain yang dia  bawa  adalah sebuah maha  karya  dari Order of Goddess Freya, patung itu juga memiliki nilai seni tinggi dan memiliki  aura religius.

Namun, setelah dia memandang patung yang diukir  oleh Weed, dia berpikir  bahwa  patung yang dia bawa adalah barang murahan, layaknya  cahaya  kunang-kunang dihadapan matahari.

"......"

Seoyoon memandang patung itu selama beberapa saat dan meninggalkan Desa  Baran dalam keheningan— tanpa menyadari bahwa model dari patung yang dibuat oleh Weed adalah dirinya.

****

*Brrrrr*

Bahkan Weed yang tak takut pada apapun, merasakan jari-jarinya  gemetar pada saat itu. Dia telah menghabiskan 10 hari berusaha keras pada pekerjaan ini.

Karena berita dari patung Dewi Freya yang baru telah tersebar luas, banyak penonton mengunjungi Desa Baran. Selain pasukan pembebasan dan prajurit Rosenheim, orang-orang datang dari kota  Demeron yang relatif dekat jaraknya.

Dengan sentuhan akhir  pada mata dari  sang dewi oleh Weed, patung tersebut telah selesai.

"Sungguh dewi yang cantik!"

"Dewi Freya benar-benar  turun ke desa  kita!"

Warga  desa  dan para  penonton berseru. Itu sangat berisik dengan obrolan, dan doa-doa dari  mereka  yang berlutut dihadapan patung itu. Lalu, sebuah jendela  pesan yang hanya terlihat oleh Weed muncul.

*Ding*


Patung Selesai : Patung Dewi Freya (Finepiece)

Seni tak selalu diakui karena  modelnya  dan keterampilan karya tersebut. Itu layak disebut seni hebat selama karya  tersebut menyentuh banyak hati dan membersihkan banyak pikiran. Patung Dewi Freya, kecantikan yang luar  biasa, meskipun keahlian rendah dalam Sculpture  Mastery, akan selalu menarik mata  publik selamanya.

Nilai Artistik :  150

Efek  Spesial :
Meningkatkan regenerasi HP dan MP  sebesar 15% selama 24 jam. Efek ini tidak bisa digabung dengan efek patung lain.

Jumlah  Fine  Piece  yang telah  diciptakan :  1

'Fine piece!' pikir Weed dengan semangat.

Gelar ini hanya  diberikan pada karya seni yang diakui oleh banyak player. Kemampuan yang luas saja  tidak bisa menghasilkan Fine piece, Grand piece, atau Master piece dalam sculpture mastery.

Hanya ketika seorang Sculptor mengabdikan dirinya untuk menciptakan sebuah karya dari  jiwa  dan hatinya yang sangat dihargai oleh banyak player yang lain, saat  itulah karya tersebut layak mendapatkan gelar diatas.

Dengan kata  lain, Patung Dewi Freya yang telah selesai tersebut bisa dibilang luar biasa. Karena  patung tersebut memperoleh gelar Fine Piece, itu juga memberi sebuah efek.

Masih dalam tahap pemula dari Sculpture Mastery, Weed tidak memenuhi syarat untuk menghasilkan sebuah karya seni dengan efek tambahan.

Meski demikian, dikombinasikan dengan pisau pahat Zahab, fine piece buatannya  menghasilkan efek yang luar biasa. Ini adalah sebuah jackpot yang melebihi perkiraannya sendiri.

*Ding*


Level Up: Sculpture  Mastery (Pemula Level: 9| 70%)

Memungkinkan kamu untuk membuat karya yang lebih halus dan detail.

● Fame telah meningkat sebanyak 50 poin (+50 FAME)
● Art  telah meningkat  sebanyak 15 poin (+15 ART)
● Perseverance telah meningkat sebanyak  10 poin  (+10 PER)
● Vitality telah  meningkat sebanyak  5 poin  (+5 VIT)

Beberapa  statistik naik sebagai hadiah karena menciptakan sebuah fine piece. Sculpture Mastery tahap dasar milik Weed akhirnya mencapai tingkat keahlian 70% di level 9, hampir mencapai tahap menengah, dan Fame miliknya  juga naik.

Namun, dia merasa  curang.

"Sialan."

Sebuah fine piece  tidak akan keluar  setiap saat. Level skill dalam Sculpture Mastery milik Weed saat  ini adalah level  9, tetapi ketika dia sedang sibuk mengukir patung, levelnya masih 8. Namun, itu telah diterapkan sebagai  skill level 7 pada  tahap menengah, berkat palu dan Zahab's Sculpting Knife.

Berbicara secara  teknis, fine piece  hampir mustahil dibawah tahap menengah dari sculpture mastery. Dia menyadari bahwa jika dia  tidak diperkuat oleh Zahab's Sculpting Knife, dia  tidak akan bisa  menghasilkan patung dewi yang indah semacam itu. Level skill sculpture mastery miliknya masih kurang.

Jika Weed mencapai  tahap menengah, atau bahkan tahap ahli, sebelum dia mengukir parung dewi, itu mungkin bisa dalam jajaran peringkat grand piece, tidak jauh dari master piece.

Lalu, dia  akan menerima 5 statistik promosi, salah satu dari beberapa hak istimewa  yang terbatas pada Sculptor. Para Sculptor yang lain, sangat sedikit  jumlahnya di  benua ini, selain Weed sang Legendary Moonlight Sculptor, yang kurang dalam  kemampuan tempur.

Mereka ditolak mengakses perapal mantra sejak awal, dan juga Strength dan Defense mereka bukanlah sesuatu yang spesial. Skill handicraft hanya sedikit mengkompensasi  kekuatan serangan yang rendah untuk mereka.

Tak ada party yang masih waras mau menerima mereka, jadi mereka harus menghadapi banyak pertarungan sendirian. Profesi Sculptor bergantung pada statistik yang mereka tingkatkan lebih tinggi daripada rata-rata player dilevel yang sama.

Namun, itu tidak berarti bahwa seorang Sculptor bisa mengembangkan sculpture mastery miliknya dan menghasilkan fine piece atau diatasnya kapanpun dia mau.

Bahkan seorang Sculptor  bereputasi tinggi tak bisa menghasilkan fine piece dan grand piece sesuka  dia. Fine piece hanya  bisa  tercipta  ketika seorang Sculptor melelehkan jiwanya  kedalam cetakan gambaran keindahan tertinggi.

Misalkan kau bekerja keras selama 10 hari untuk mengukir sebuah patung, dan itu ternyata  karya  yang biasa-biasa saja, hanya  sedikit  mempengaruhi statistikmu, bagaimana perasaanmu tentang hal itu?

Yang lebih parah lagi, bagaimana jika itu mengurangi reputasimu yang susah payah kau dapatkan sebagai seorang Sculptor? Kau akan dipuji jika kau tidak terjun dari sebuah tebing karena hal itu.

Sebenarnya  ada banyak mantan Sculptor yang menghapus avatar mereka setelah mengalami kesialan yang sama. Sculptor adalah sebuah profesi yang sulit dan berat. Ghandilva mendekati Weed dan menggenggam  tangannya.

"Terimakasih, Weed-nim! Kamu telah membuat patung Dewi Freya  sehebat  itu, dan kami  para penduduk desa akan selamanya diberkahi dengan kehadirannya. Juga, patung ini  akan membawa  lebih banyak pengunjung kesini. Kamu sekarang adalah pendiri kedua dari Desa Baran!" *

*Ding*




Quest Selesai : The Statue  of Goddess  Freya

Ghandilva dengan tulus menghargai karyamu! Patung Dewi Freya yang berdiri tegak di Desa Baran akan menopang penduduk desa dalam  harapan dan keberanian. Mereka akan menerimamu kapanpun dimasa depan.

Fame  telah  meningkat sebanyak  30 poin  (+30 FAME)
 


Kamu telah naik level! 
 

Kamu telah naik level! 



Kamu telah naik level! 




Pengaruhmu di Desa Baran telah  mencapai :  60%

•  1st  :  Weed - 60%
•  2nd  :  Darius - 45%
•  3rd  :  Seoyoon - 33%
 
Karena karya tersebut ternyata  lebih baik daripada perkiraannya yang paling liar, hadiah untuk quest tersebut juga sangat tinggi. Sebuah quest yang bisa menaikkan level 3 kali bisa dianggap berada dalam jajaran paling tinggi dalam tingkat kesulitan D.

Ditambah, pelayanan publik miliknya pada desa menaikkan pengaruhnya pada  tempat pertama. Pelayanan publik tergantung pada berbagai  faktor.

Jika kau pelayanan publikmu diakui, lalu memperbesar pengaruhmu di sebuah kota, kau bisa membeli item dalam jumlah besar dengan harga diskon disana, dan kau bahkan bisa mendapatkan posisi  pemerintahan seperti tetua atau penguasa feodal.

Weed telah naik dengan pesat dalam pelayanan publik dengan mengumpulkan pencapaian karena  misi penyelamatan penduduk desa  yang ditangkap dan membuat Patung Dewi Freya, serta  menjual senjata  dan perlengkapan yang dijarah oleh partynya dari markas para lizardmen.

Dalam kasus Darius, tak perlu dikatakan, dia  adalah pemimpin quest pasukan pembebasan untuk merebut kembali desa. Lalu, untuk Seoyoon, dia telah membunuh sejumlah monster yang mengancam disekitar Desa Baran, dan menjual item-item di toko. Sebelum Weed dan Darius datang, pengaruh milik Seoyoon di Desa  Baran adalah yang tertinggi.

"Seoyoon ada di tempat ketiga? Dia ada  disini sebelumnya?"

Jantung Weed berdetak kencang. Ketika Weed menjadikan Seoyoon sebagai model untuk patung tersebut selama pembuatannya, dia  telah yakin bahwa Seoyoon tidak akan pernah datang kesini  dan menyadari gambaran dirinya sendiri. Benua Versailless sangat luas. Jika dia melihat patung ini, dia mungkin hanya tersenyum  dingin dan memenggal Weed tanpa  basa-basi.

 ҅Dia adalah seorang pembunuh, jadi hal seperti  itu tidaklah mustahil.҆

Apalagi jika Seoyoon membaca tulisan Weed yang diukir pada patung tersebut, dia  mungkin akan membunuhnya lagi dan lagi, dengan mudah melampaui 100 kali. Tidak, Weed lebih baik mempersiapkan dirinya untuk yang paling buruk. Sebelum patung tersebut selesai, Weed merasa  sangat puas dengan apa yang telah dia ciptakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar